Aku menghampiri sang hujan yang tengah bersembunyi di peraduannya. Ia menoleh ke arahku. Matanya seperti bertanya padaku, "Bagaimana?"
Hujan tersenyum. Aku hanya memandangnya lekat. Lama kami saling memandang dan tenggelam dalam bisu.
Aku pun akhirnya tersenyum.
"Aku, sepertinya harus mulai melupakan padang rumput kuning itu, Hujan."
Hujan menatapku dengan tatapan yang tak mampu aku artikan. Tatapannya menghujam ke relung hati, buatku merinding, namun menimbulkan kehangatan di dalam sini. Tiba-tiba ia memelukku dan membelaiku di dalam dekapannya. Aku merasakan dinginnya basah dan juga kehangatan.
"Akan ada gantinya," ucapnya lirih. "Ada sesuatu yang indah yang sedang menanti di hadapanmu sekarang. Tetap semangat!"
Mendengar ucapannya buatku semakin erat mendekapnya.
"Ya, aku tahu. Terimakasih..."





0 komentar:
Post a Comment