May 30, 2010

Padang Rumput Kuning

Hatiku masih galau. Meski aku telah berusaha untuk ikhlas, aku entah mengapa masih mengingatnya diam-diam. Rasa sakit yang dulu aku rasa, tiba-tiba sekarang terasa. Padang rumput kuning itu, indahnya masih menghantuiku. Aku jadi ingin menangis. Padahal kemarin aku tidak menangis. Dan sang hujan pun merasakan kegalauan hatiku ini.

"Aku tahu, jika hatimu gundah, langit akan kelabu. Makanya, aku tahu..." ucapnya.

Aku hanya terdiam mendengar ucapannya. Lalu kesenyapan menyelimuti kami. Hanya alunan piano dari balik piring hitam itu yang terdengar.

"Kau pernah bilang padaku bahwa kita tidak boleh membatasi usaha kita untuk meraih mimpi,"

"Iya?"

"Lantas, haruskah aku tetap mengejar padang rumput kuning itu?"

Belum sempat hujan menjawab. Namun aku telah berteriak padanya.

"Bagaimana lagi aku harus ke sana?!"

"Bolehkah aku mengejarnya?"

Hujan tersenyum.

"Kau hanya butuh waktu untuk menerima. Tapi kau selalu punya pilihan, ya kan???"

Diam sejenak.

"Kau yang tahu jalanmu..."

(memperingati hari kegagalanku masuk Universitas Padang Rumput Kuning "yeah, kaliah tahu kan itu apa?")

0 komentar:

About me

My photo
"jika kau menerima dirimu apa adanya, maka kau akan melihat dirimu dari sisi lain yang lebih indah" (dikutip dari teenlit 'Confeito')
 

thousand smiles Design by Insight © 2009